Kamis 29 Jan 2015 11:19 WIB

Menkeu Nilai Sigit Priadi Pantas Terpilih Jadi Dirjen Pajak

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah memilih Direktur Jenderal Pajak baru untuk  menggantikan Fuad Rahmany. Dia adalah Sigit Priadi Pramudito yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Wilyah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.

Terungkapnya nama Sigit sebagai Dirjen Pajak pertama kali dilontarkan oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Kepresidenan, Rabu (28/1). Pengangkatan Sigit tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres).

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyambut baik atas terpilihnya Sigit.

"Terbaik dari empat nama yang saya ajukan," kata Bambang di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/1) malam.

Bambang mengatakan Sigit tidak memiliki rapor merah. Kementerian Keuangan sudah melakukan kroscek ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan).

Sigit memiliki harta kekayaan paling fantastis dibanding calon lainnya yang mengikuti proses seleksi terbuka. Harta kekayaanya pun dilaporkan mengalami kenaikan sangat tinggi dari Rp 13,8 miliar pada 2009 menjadi Rp 21,8 miliar.

Bambang tidak menampik hal tersebut. Namun menurutnya, kenaikan harta kekayaan tersebut tidak menjadi masalah sepanjang sumbernya jelas.

"Masa kekayaan meningkat tidak boleh? Intinya kan yang penting sumbernya tidak bermasalah, jelas, dan sudah dikroscek," ujar dia.

Mantan Wakil Menteri Keuangan tersebut mengatakan tugas utama Sigit sudah tentu mengejar penerimaan negara dari sektor pajak yang kerap tak mencapai target.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan menetapkan target penerimaan perpajakan melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (RAPBNP) 2015 sebesar Rp 1,480 triliun.

"Saya minta dia kerja keras sejak hari pertama nanti," ucap Bambang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement