REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Arie Budiman mengatakan, ia belum bisa memberikan data hasil dari evaluasi penerapan regrouping tahun 2014 lalu. Sehingga, belum bisa memperkirakan berapa persen penghematan yang diperoleh ketika menerapkan regrouping itu.
"Saya tidak bisa mengatakan berapa besar penghematan anggaran karena saya tidak mengetahui besarnya. Lagi pula, tidak semua data dapat diberikan tanpa seizin Gubernur DKI Jakarta," ujarnya, Kamis (29/1).
Ia mengatakan, penerapan regrouping itu tidak mengeluarkan banyak anggaran, meskipun tak menafikkan pembiayaan fasilitas seperti listrik akan mengalami sedikit peningkatan.
Lagi pula, tambah ia, yang diregrouping adalah manajemennya dan tidak ada pengurangan maupun peningkatan anggaran pada setiap sekolah. " Tetapi, sekali saya tekankan regrouping ini membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas baik sarana prasarana maupun fasilitas."
Sementara itu, terkait dengan kepala sekolah yang mengalami regrouping tidak berarti akan dikembalikan menjadi guru. Meskipun, sebenarnya kepala sekolah hanyalah jabatan fungsional dan tugas sebenarnya adalah seseorang yang mengajar di sekolah.
"Perlu diingat bahwa seorang guru tidak memiliki hak untuk menjadi kepala sekolah, melainkan memiliki peluang untuk menjadi kepala sekolah. Apabila seorang guru itu berkualitas dan memiliki kompetensi yang sangat baik."
Jadi, tegas ia, seharusnya kepala sekolah yang apabila dikembalikan menjadi guru sudah seharusnya menerima dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. "Perlu diingat pula bahwa masih banyak kepala sekolah yang sudah waktunya untuk pensiun dan dibutuhkan penggantinya."