REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, ekspektasi publik terhadap pelayanan kesehatan tidak akan pernah turun. Sementara, di sisi lain, sumber daya selalu kekurangan sebab tidak mudah mengatur dokter, selain itu biaya juga terbatas.

Sejak adanya BPJS Kesehatan, ujar Fahmi, publik sering mengeluhkan antrean pasien peserta BPJS Kesehatan yang terlalu lama. Mereka juga mengeluhkan servis yang kurang memuaskan.

"Negara-negara yang sudah menerapkan jaminan kesehatan sejak lama seperti Jerman, Korea Selatan, dan Jepang saja masih menghadapi teriakan ekspektasi publik yang tak pernah turun. Apalagi di Indonesia yang baru saja dijalankan," kata Fahmi di Jakarta, Kamis (29/1) malam WIB.

Meski demikian, BPJS Kesehatan terus berupaya melakukan perubahan agar pelayanan semakin baik. Tahun pertama dilakukan dengan penyempurnaan dalam menjalankan BPJS Kesehatan.

Tiga upaya yang dilakukan untuk menjaga asuransi sosial di bidang kesehatan tetap berjalan baik, ujar Fahmi, antara lain memastikan ketersediaan sumber dana pelayanan kesehatan. Memastikan adanya subsidi silang antar perserta, dan memastikan ketersediaan pola dan besaran pembayaran bagi fasilitas kesehatan.

BPJS Kesehatan, ujar Fahmi, juga menargetkan masuknya peserta muda, sehat, dan mampu membayar iuran secara kontinyu. Ini perlu dilakukan untuk memastikan jaminan kesehatan bisa terus berjalan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika