Senin 02 Feb 2015 07:16 WIB

Mesir Bebaskan Satu dari Tiga Wartawan Al Jazirah

Rep: c84/ Red: Hazliansyah
Jurnalis media asing di Kenya dan Nairobi melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Mesir di Nairobi, Selasa (4/2), menyerukan pembebasan jurnalis Al-Jazeera Peter Greste dan rekan-rekannya yang ditahan oleh pemerintah Mesir.   (AP/ Ben Curtis)
Jurnalis media asing di Kenya dan Nairobi melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Mesir di Nairobi, Selasa (4/2), menyerukan pembebasan jurnalis Al-Jazeera Peter Greste dan rekan-rekannya yang ditahan oleh pemerintah Mesir. (AP/ Ben Curtis)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir dilaporkan telah membebaskan wartawan Al Jazirah, Peter Greste, pada Ahad (1/2) kemarin setelah mendekam dibalik jeruji besi selama 400 hari atas tuduhan membantu kelompok teroris.

Namun, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai nasib dua rekan Greste, Mohamed Fahmy dan Baher Mohamed, yang juga ditahan Pemerintah Mesir.

Sebelumnya, ketiga awak media Al Jazirah itu dijatuhi hukuman tujuh sampai 10 tahun penjara atas sejumlah tuduhan termasuk membantu Ikhwanul Muslimin yang dicap Mesir sebagai organisasi teroris.

Seorang pejabat keamanan mengatakan Fahmy akan dibebaskan dari penjara Tora di Kairo dalam beberapa hari mendatang. Tunangannya berharap Fahmy dapat segera bebas dan dideportasi ke Kanada.

"Deportasinya dalam tahap akhir. Kami berharap," ujar Marwa Omara.

Kementerian Luar Negeri Kanada menyambut baik kabar positif ini. "Kami sangat berharap kasus Fahmy akan selesai dalam waktu dekat," bunyi pernyataan Kemenlu Kanada tersebut.

Pemerintah Mesir menuduh Al-Jazirah menjadi corong dari Ikhwanul Muslimin. Pembebasan Greste menjadi sebuah kejutan mengingat beberapa hari sebelumnya Mesir mengalami salah satu serangan paling berdarah alam beberapa tahun dimana lebih dari 30 anggota pasukan keamanan tewas pada Kamis (29/1) malam di Sinai.

Menteri luar negeri Australia Julie Bishop mengatakan Greste akan terbang ke Siprus dari Kairo sebelum menuju Australia.

"Dia sangat lega dan ia sangat ingin pulang ke Australia dan bersatu kembali dengan keluarganya," kata Bishop.

Dia mengatakan pihaknya terus membangun komunikasi dengan Mesir terkait penahanan Greste. "Perdana Menteri (Tony) Abbott telah berbicara dengan Presiden al-Sisi," sambungnya.

Al Jazirah mengatakan kampanye untuk membebaskan wartawan dari Mesir tidak akan berakhir sampai ketiganya dibebaskan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement