REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat untuk mempertimbangkan dana penyertaan modal negara (PMN). Ia mengaku, dana yang diajukan oleh Kementerian BUMN pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 terlalu besar.
“Terlalu besar untuk BUMN, apa maksudnya subsidi dikurangi, tapi modal diperbanyak,” kata Uchok, saat dihubungi Republika, Rabu (4/1).
Ia meminta DPR agar suntikan dana diberikan kepada BUMN dilakukan per-proyek. Sebab, kata dia, DPR harus tahu dana PMN dikucurkan untuk bisnis apa saja dan harus ada kejelasan mengenai bisnis tersebut.
“Kalau mau per proyek saja, jangan gelondongan, apakah Ibu Menteri akan menyetujui,” jelasnya.
Menurutnya, BUMN-BUMN yang ada sebenarnya telah diperas keuangannya oleh pihak-pihak tertentu. BUMN dipaksa merugi sehingga tidak heran jika Menteri BUMN, Rini M Soemarno sangat berambisi.
“Padahal hal ini masih di ranah Kementerian Keuangan, harusnya tidak dapat dilangkahi,” ujar Uchok.
Terlebih lagi, tambah dia, penurunan subsidi oleh pemerintah tahun ini sangat drastis, yaitu Rp 181,9 triliun. Kebijakan semacam itu diyakini malah akan semakin membuat rakyat terpuruk.