Kamis 05 Feb 2015 15:16 WIB

Fadli Zon: Demo Buruh tak Perlu Goyang-Goyang Pintu DPR

Fadli Zon
Foto: MgROL29
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan buruh tidak perlu lagi menggoyang-goyang pintu gerbang Gedung DPR saat menyampaikan aspirasinya di depan kompleks parlemen.

"Bila buruh datang ke DPR untuk menyampaikan aspirasi, silakan masuk dan bertemu dengan anggota di ruang VIP," kata Fadli Zon dalam sambutannya pada peluncuran buku "Gagasan Besar Serikat Buruh" di Jakarta, Kamis (5/2).

Fadli mengatakan DPR mendukung dan akan merespon aspirasi buruh, seperti ketika buruh memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, yang akhirnya diturunkan kembali oleh pemerintah.

Menurut Fadli, DPR saat ini sedang membahas Rancangan APBN Perubahan 2015 bersama pemerintah. Dia mengajak buruh untuk ikut menyikapi rancangan yang diajukan pemerintah, dalam banyak hal termasuk mengenai subsidi.

"Saya sangat menghargai organisasi buruh yang saat ini tidak hanya teriak-teriak tetapi memiliki konsep. Sudah lama tidak ada organisasi buruh yang memiliki konsep jelas," tuturnya.

Karena itu, Fadli mendorong Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk masuk ke hal-hal yang lebih detail. KSPI adalah organisasi buruh yang memiliki konsep dalam perjuangannya.

"Tinggal bagaimana memperjuangkannya melalui peraturan-peraturan. Karena itu buruh harus berpolitik, meski tidak melalui partai. Kalau Indonesia mau maju dan sejahtera, sejahterakan buruh dan petani," katanya.

Presiden KSPI Said Iqbal meluncurkan buku "Gagasan Besar Serikat Buruh" di sebuah hotel di kawasan Cempaka Putih, Jakarta pada Kamis. "Saya memilih menulis buku ini secara populer agar mudah dibaca semua orang yang ingin menegakkan kepala untuk memperjuangkan hak-haknya," kata Said Iqbal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement