REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindak Kejahatan pembegalan oleh kelompok Lampung masih marak dan sangat meresahkan masyarakat. Polisi telah menerjunkan anggotanya untuk melakukan pengejaran hingga ke Lampung.
Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menilai tindak kejahatan begal itu akan tetap ada. Menurut dia, kejahatan dengan sumber daya kecil seperti itu sangat mudah beregenerasi.
"Sangat mudah, jaringan mereka juga seperti sangat luas dan menyebar," kata Reza kepada Republika Online (ROL) di Jakarta, Kamis (5/2).
Selain itu, Reza mengatakan penindakan terhadap para pelaku begal masih kurang untuk memberikan efek jera kepada mereka. Ada tiga hal penindakan menurut Indra yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyebaran pelaku begal.
"Lakukan dengan segera, secara tetap dan berujung pada sangsi yang signifikan. Ketiga hal itu dapat memungkinkan berkurangnya tinda kejahatan begal di wilayah Jabodetabek," ujar Reza.
Reza juga mengimbau kepada pihak kepolisian untuk melakukan penindakan berupa tembak di tempat pelaku begal. Menurut Reza, pembegalan lebih mirip seperti perampokan.
"Saya kerap menyebut pembegalan merupakan kejahatan pengantara. Kejahatan pengantara merupakan kejahatan untuk mengumpulkan sumber daya guna melakukan kejahatan utama," kata Reza.
Reza menilai kemungkinan mereka yang melakukan aksi pembegalan tersebut bertujuan untuk berbisnis narkoba, melakukan tindakan prostitusi dan minum-minuman keras.