Jumat 06 Feb 2015 06:20 WIB

BG Dilantik atau Tidak, Din Ajak Semua Masyarakat Menerima

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak masyarakat untuk menerima apapun keputusan Presiden Jokowi terkait bataltidaknya pelantikan Kapolri terpilih, Komjen Budi Gunawan. Setiap keputusan yang diambil pasti tidak mungkin menyenangkan semua pihak.

“Saya mengimbau, apapun keputusan Presiden marilah kita terima secara legowo, pasti ada yang terima dan tak terima, kalau terus seperti ini saya kira tidak baik,” kata Din di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (5/2) malam.

Menurutnya, yang paling penting adalah Jokowi harus segera mengambil keputusan terkait jadi atau tidaknya pelantikan mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu.

Sebab, jika tidak segera diambil keputusan, polemik yang terjadi antara KPK dan Polri akan terus berkelanjutan. Dan hal tersebut tidak baik bagi stabilitas negara.

Din mengaku, sebelumnya dia berharap Presiden mengambil keputusan terkait hal tersebut sebelum melakukan lawatan ke luar negeri.

Namun, ternyata hal itu tidak terjadi. Meski demikian, pria yang juga Ketua Umum MUI Pusat ini mengaku tak kecewa tetapi hal itu di luar prediksinya.

“Saya bukan kecewa tapi kecele, karena berharap Presiden mengumumkan sebelum berangkat, tetapi nyatanya tidak,” ujarnya.

Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan pada 5-9 Februari mendatang. Mantan Wali Kota Solo itu pergi sejak Kamis (5/2) siang. Dia berjanji akan menyelesaikan kisruh KPK dengan Polri pada pekan depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement