REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai saat ini kebobrokan perayaan hari kasih sayang atau hari valentine sudah dilakukan secara terang-terangan.
Hal tersebut diperparah dengan banyaknya oknum yang ingin memanfaatkan momen valentine untuk mencari keuntungan tanpa melihat dampak negatif yang ditimbulkan.
Disampaikan oleh Juru Bicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah yang mengatakan bahwa aksi-aksi ekstrim seperti membagi-bagikan kondom gratis atau menghadiahkan kondom pada paket cokelat menjelang perayaan valentine, saat ini sudah dilakukan secara terbuka.
"Beberapa tahun yang lalu masih belum terbuka, bahkan berita kenaikan penjualan kondom pada perayaan valentine pun masih berupa isu, berbeda dengan sekarang," kata Iffah, saat dihubungi Republika Online, Jumat (6/2).
Menurut Iffah, keterbukaan oknum-oknum tertentu dalam mempromosikan kondom gratis merupakan bentuk kebobrokan valentine. Hal itu juga memberikan bukti bahwa valentine hanya akan memberikan dampak buruk bagi remaja khususnya karena identik dengan seks bebas.
Ia juga menyinggung isu-isu yang saat ini santer diberitakan media, seperti promo penginapan yang memberikan diskon pada pasangan kekasih saat valentine dan buku bacaan yang mengajak anak muda untuk berhubungan seks.
"Ini menggambarkan bahwa masih ada banyak orang yang berfikir liberal dan semakin banyak orang yang bobrok yang berfikir bahwa hubungan seks yang dilakukan oleh anak muda itu merupakan sesuatu yang wajar," jelasnya.
Iffah mengatakan, tidak cukup orang tua membentengi anak-anak dan memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar. Harus ada ketegasan dari pemerintah bagaimana nilai-nilai yang merusak itu tidak semakin berkembang di masyarakat dengan memberikan sanksi tegas kepada mereka yang secara sengaja ataupun tidak sengaja melakukan tindakan yang merusak moral generasi muda.
"Entah atas nama bisnis, atas nama cinta, atas nama budaya, melegalkan seks bebas dengan berbagai promo seperti itu adalah tindakan yang merusak masyarakat," kata dia.