REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mempromosikan program transmigrasi kepada masyarakat di kawasan kumuh di Kampung Pulo Nangka Barat II, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Ahad (8/2).
"Saya ke sini tidak membawa apa-apa, tapi mau menawarkan program transmigrasi, barangkali ada yang mau," ujar Marwan yang mengenakan baju dingin berwarna coklat itu.
Program transmigrasi, lanjut Marwan, memberi harapan hidup yang lebih baik kepada masyarakat, karena diberi tanah, pembinaan, hingga bekal hidup. "Di luar Jawa masih banyak lahan kosong yang bisa digarap untuk kehidupan yang lebih baik," ujarnya.
Para transmigran, sambung dia, boleh memilih daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Di daerah tujuan, transmigran diberi tanah seluas dua hektare dan uang bekal hidup untuk 18 bulan.
Marwan juga menjelaskan jangan khawatir menjadi transmigrasi, karena pendidikan bagi anak-anak transmigran juga diupayakan. "Banyak anak-anak transmigran yang saat ini menjadi kepala daerah, rektor, dan pejabat penting lainnya," katanya.
Sayangnya masyarakat di kampung tersebut kurang tertarik dengan tawaran Marwan tersebut. "Tidak apa-apa kalau tidak tertarik, mungkin bisa dikabarkan kepada saudaranya," imbuh Marwan.
Seorang warga Pulo Nangka Barat II, Jono, mengaku tidak tertarik untuk ikut program transmigrasi. Warga lainnya, Untung Ambara, mengaku tak sepakat dengan Jono, karena ia ingin ikut dalam program transmigrasi karena tidak punya pekerjaan tetap.
Kampung Pulo Nangka Barat II merupakan permukiman kumuh yang berada di bantaran kali. Sebagian besar penduduk di kawasan itu bekerja sebagai buruh dan karyawan di pertokoan.