Senin 09 Feb 2015 16:30 WIB

Pengamat: Masih Ada yang Malu Mengakui Diri Sebagai Parpol Islam

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Parpol/ilustrasi
Foto: antara
Parpol/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-6 yang digelar di Yogyakarta, hari ini mengagendakan membahas persoalan penguatan peran politik umat Islam di Indonesia.

Salah satu pembicara, pengamat politik dari UIN Jakarta, Bachtiar Effendy, berpendapat, masih ada partai-partai politik Islam yang masih enggan menyebut lembaganya partai Islam, meskipun komposisi, sasaran suara, atau bahkan unsur pendirinya dari pemuka umat Islam.

"PKB dan PAN, itu masih malu-malu menyebut dirinya partai Islam. Tidak seperti misalnya PPP atau PKS. Meskipun itu bukan tanpa kritik," ujar Bachtiar Effendy, Senin (9/2) di Yogyakarta.

Bachtiar melanjutkan, parpol Islam pun tampak tidak berkomitmen mengusung nilai-nilai Islami. Alih-alih, yang diutamakan justru kalkulasi politik sempit, jangka pendek, dan tidak bervisi Islami.

"Ketidakberanian partai-partai Islam untuk mengusung Capres, itu bukan karena alasan Islami, melainkan kalkulasi politik yang sering terjadi deviasi," katanya.

Terakhir, Bachtiar mengharapkan parpol Islam berdiri tidak dimaksudkan sebagai pelengkap saja. Artinya, hanya menambah jumlaj parpol berplatform Islam. 

"Parpol jadinya tidak punya komitmen jelas untuk berpihak pada umat. Maka solusinya, jadikan dirinya (partai politik Islam) bukan sebagai pelengkap," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement