Senin 09 Feb 2015 17:52 WIB

MUI: Nasib Ekonomi Kerakyatan Semakin Tergencet

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar pertemuan pra kongres umat Islam Indonesia.
Foto: Dok. Ustaz Yusuf Mansur (Instagram)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar pertemuan pra kongres umat Islam Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengatakan, dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI harus dipikirkan nasib perekonomian Indonesia yang makin tergencet.

Dalam bidang ekonomi, ujar dia, landscape ekonomi kerakyatan sudah dipinggirkan dan tergencet oleh ekonomi kapitalis. "Ini terlihat dari runtuhnya warung-warung kecil di tanah air," ujarnya Senin, (9/2).

Dalam pasal 33 UUD 45 disebutkan bahwa sumber daya alam dan seisinya dikuasi oleh rakyat. Namun faktanya air  saja sudah dikuasai asing.  Sebanyak 70 persen tambang juga dikuasai asing. Emas, minyak bumi, batu bara, gas, dan nikel semua dikuasai asing.

"Jika umat dan pemerintah tidak menghentikan ini maka Indonesia akan sepenuhnya dijajah asing. Amanat ekonomi kerakyatan sudah dikhianati," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement