REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Jakarta sudah siap menghadapi banjir kiriman dari Bogor, yang diprediksi akan terjadi pada Senin (9/2) malam ini. Menurutnya jika semua pompa di Waduk Pluit aktif, maka tidak akan ada masalah.
"Kalau kiriman begitu paling Gunung Sahari dan Gajah Mada meluap sebentar," ujarnya di Balai Kota, Senin (9/2).
Selain itu, pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan modifikasi cuaca akan diajukan dalam keadaan darurat. Namun saat ini kondisinya belum darurat. Ahok menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di pusat Ibu Kota pada hari ini, karena pompa di Waduk Pluit tidak jalan. Menurutnya dari pukul 07.00 WIB hingga siang tadi, hanya ada dua pompa yang hidup.
"Dari 12 pompa hanya dua yang hidup, sampai jam dua. Tapi sekarang sudah sembikan pompa," katanya.
Ia membantah pendapat yang mengatakan jika banjir hari ini terjadi karena buruknya sistem drainase. Ahok menegaskan pompa yang tidak jalan karena PLN mematikan listrik di Waduk Pluit.
Saat ini Pemrov sedang mengusahakan pengerkaan sodetan di 13 sungai yang ada, agar debit air berkurang. Sekarang sudah ada tiga pintu air di Manggarai yang dibuka. Jadi hanya defisit 10 meter kubik per detik. Sedangkan Kampung Pulo, banjir hanya empat jam. Jadi debitnya sudah berkurang 570 meter kubik.
Ahok sendiri mempertanyakan mengapa pompa PLN di waduk Pluit dimatikan. Ia menjelaskan banyak saluran di Jakarta yang tidak memiliki saluran penghubung. Untuk menanggulangi banjir Jakarta normalisasi sungai akan tetap dilakukan.
"Tidak ada toleransi. Semua bangunan yang kena saluran kita bongkar," ucapnya.
Saat ini saluran tengah kondisinya relatif bagus. Sedangkan aliran Barat dan Timur memang masih terkendala. Anggaran untuk proyek penanggulanhan banjir sendiri sejumlah Rp 18 triliun. Namun saat ini RAPBD sendiri sedang bermasalah. Sebab Kemendagri belum memberikan persetujuan.
"Makanya gimana caranya kita dapat 18 triliun tanpa minta ke DPRD. Kita lagi cari celah hukumnya di mana," katanya.