REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menilai, penyebutan mobil nasional Indonesia oleh Proton adalah bentuk kesalahpahaman. Sebab, dalam perjanjian kerja sama, belum ada kesepakatan menjadikan Proton sebagai mobil nasional Indonesia.
"Mungkin Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia beda. Makanya dibilang mobil nasional. Kesalahpahaman saja. Hahaha," ujarnya usai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (10/2).
Rachmat juga kembali menegaskan bahwa kerja sama yang dilakukan PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton tak ada hubungannya dengan pemerintah. Sebab, itu adalah kerja sama swasta dengan swasta.
"Itu B to B, tidak ada urusan pemerintah," kata dia.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah menyaksikan kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari, yang merupakan perusahaan milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono, dengan perusahaan otomotif Malaysia, Proton Holding Berhard, di sela-sela kunjungan kerjanya di Malaysia pada Sabtu (7/2). Dalam acara tersebut, banner yang dijadikan backdrop acara penandatanganan bertuliskan 'mobil nasional Indonesia.'