REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jurnalis asal Amerika Serikat Allan Nairn membeberkan percakapan wawancara on the record-nya dengan mantan Ketua Badan Intelijen Nasional (BIN), Jendral (purn) Abdullah Makhmud (AM) Hendropriyono. Terkait wawancara ini, Allan telah menerima cukup banyak ancaman.
"Ada yang tulis mau potong kepala saya, begitu," terang Allan, Selasa (10/2).
Berdasarkan hal tersebut,Allan mengimbau agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau segera memulai proses pengusutan kasus-kasus tersebut.
Sebagai Presiden, Allan menyatakan Jokowi akan dengan mudah dapat melihat dokumen-dokumen rahasia BIN, TNI maupun Polri terkait kasus-kasus tersebut. Dari dokumen-dokumen tersebut, Jokowi nantinya dapat melihat bagaimana sebenarnya peran Hendropriyono.
"Terkait peran Hendro dari dokumen-dokumen itu, dia sendiri bilang umumkan saja. Kenapa enggak?" lanjut Allan.
Allan sendiri tidak bisa menilai apakah pihak kepolisian serius atau tidak dalam menangani salah satu kasus, yaitu Talangsari. Ia memilih untuk melihat bagaimana hasil penyelidikannya nanti daripada berasumsi.
Ia menyatakan kalau pihak kepolisian dan Jokowi serius, maka proses atas Hendropriyono ini akan dilanjutkan. "Saya suruh anda sekalian baca blog saya. Di sana ada kutipan banyak dari Hendro tentang Talangsari, termasuk dengan CIA, kasus Munir. Dia ada tanggung jawab komando soal Munir," jelas Allan.