REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBONG -- Harga jual tomat di tingkat petani di wilayah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mengalami penurunan drastis. Harga jual yang awalnya Rp 1.000 per kilogram, turun drastis menjadi Rp 250 per kilogram.
"Harganya cuma Rp250 per kilogram, bahkan ada agen yang tidak mau membeli tomat karena tidak laku di pasaran," kata Manalu (45 tahun), petani sayuran di kecamatan Sindang Kelingi, Rabu (11/2). Turunnya harga tomat membuat petani enggan memanen dan membiarkannya membusuk di batang.
Anjloknya harga pasaran tomat di kalangan petani membuat mereka terancam merugi dan tidak bisa mengembalikan modal usaha. Kerugian lebih pada pembelian pupuk, benih, plastik mulsa, bambu tanjaran serta biaya perawatan lahan.
Turunnya harga tomat ini terjadi sejak sepekan terakhir. Padahal, di daerah itu saat ini sedang musim panen tomat serta jenis sayuran lainnya yang juga mengalami penurunan harga.
Selain tomat, penurunan juga terjadi pada sayuran jenis kol bulat, terong ungu dan sawi manis yang harganya hanya per kg di bawah Rp 500 per kg, kemudian wortel Rp 900 per kg, timun Rp 700 per kg dari harga sebelumnya Rp1.000 per kg.
Selanjutnya daun bawang dari Rp 3.500 menjadi Rp 2.500 per kg, cabai merah keriting dari Rp 30.000 menjadi Rp 15.000 per kg. Sebaliknya untuk sayuran jenis buncis mengalami kenaikan dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.000 per kg.