REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berencana membuka Program Studi Dokter Layanan Primer pada tahun ajaran 2015.
"Jika memungkinkan pada tahap awal kami buka untuk 200 dokter dengan lama pendidikan tiga tahun," kata anggota Kelompok Kerja (Pokja) Nasional Dokter Layanan Primer (DLP), Mora Claramita di Yogyakarta, Rabu (11/2).
Mora menambahkan, dalam UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran disebutkan bahwa DLP mempunyai kualifikasi setara dengan dokter spesialis yang bertugas sebagai "gate keeper". Persiapan pengajar pendidik DLP, lanjutnya, juga telah dilakukan FK UGM dengan mengirim beberapa dosen untuk memperdalam ilmu Family Medicine di Maastricht Belanda, dan Iowa Amerika Serikat.
Selain itu, kata dia, kerja sama FK UGM dengan fasilitas pelayanan kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya juga sudah terjalin. "Koordinasi Integrasi Academic Health Centre antara FK UGM, Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito, RS Akademik, dan klinik layanan primer di UGM sudah dibentuk untuk penguatan sistem kesehatan berjenjang," imbuhnya.
Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK UGM, Budi Mulyono mengatakan pada era BPJS dan JKN, DLP mempunyai peran yang sangat penting. Hal ini mengingat 90 persen kesehatan bisa ditangani di layanan kesehatan primer.
"DLP itu bertugas terutama di area promotif, preventif, mengutamakan individu, fokus pada keluarga, dan orientasi pada komunitas sehingga akan berimbas pada penurunan biaya kesehatan, peningkatan status kesehatan, dan kepuasan pengguna," ujarnya.