REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Utusan Uni Eropa untuk Yaman, Bettina Muscheidt, dilaporkan akan meninggalkan negara itu dalam kurun waktu 48 jam menyusul konflik yang terjadi di Yaman.
Muscheidt mengambil keputusan berdasarkan situasi keamanan, seperti dilansir Anadolu, Kamis (12/2).
Keputusan itu muncul beberapa saat setelah AS, Inggris dan kedutaan Perancis di Ibu Kota Sanaa, Yaman mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan operasi mereka karena ketidakamanan yang meningkat.
Penutupan kedutaan datang setelah ribuan warga Yaman turun ke jalan pada Rabu (11/2) untuk menandai ulang tahun keempat atas lengsernya Presiden Ali Abdullah Saleh pada 2011 lalu.
Para demonstran juga menggelar aksi unjuk rasa untuk memprotes kelompok Syiah Houthi yang mengambilalih pemerintahan belum lama ini.
Pekan lalu, kelompok Syiah Houthi mengeluarkan "deklarasi konstitusional" untuk membubarkan parlemen. Deklarasi tersebut ditolak oleh sebagian besar kekuatan politik di Yaman. Houthi mulai menguasai Ibu Kota Yaman tersebut pada September lalu.