Kamis 12 Feb 2015 08:53 WIB

Kesultanan Siak Ikut Bentuk NKRI, Pemerintah Diminta Adil dalam Pembangunan

Istana Siak
Foto: wikipedia
Istana Siak

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU—Umat Islam di Nusantara berkontribusi bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga di masa kini, keberadaan wilayah kerajaan Islam seharusnya menjadi perhatian dalam pembangunan.

"Pemerintah seharusnya tidak melupakan sejarah, bahwa di masa penjajahan Belanda, Kesultanan Siak turut berkontribusi besar bagi upaya kemerdekaan bangsa Indonesia," jelas Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau Fajriansyah, Kamis (12/2).

Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim XII pada waktu itu mendorong penuh kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia menjelaskan, komitmen Sultan Siak pada waktu itu ditunjukkan dengan menyumbangkan aset berupa kekayaaan Kerajaan Siak kepada Ir Sukarno yang sedang mengonsolidasikan berdirinya NKRI.

“Seharusnya fakta sejarah ini menjadi perhatian pemerintah pusat, bahwa sedari awal Riau telah memberikan sumbangsih bagi berdirinya RI. Pusat harus memberikan penghormatan atas perhatian besar yang diberikan Kesultanan Siak pada Negara,” katanya.

Dosen Universitas Islam Riau ini menambahkan, kontribusi Riau untuk pendapatan negara juga cukup besar. Pada 2013 saja hasil minyak Riau menyumbang Pendapatan Negara sebanyak Rp 257 triliun. Bahkan sejak 2008 sampai sekarang kontribusi Riau dalam produksi minyak skala Nasional mencapai 42,16 persen.

"Sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada Riau, mengingat peran Riau yang cukup besar sejak era pergerakan kemerdekaan hingga sekarang," urainya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement