REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Hidayah Allah memang bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja, juga bagaimana cara hidayah tersebut datang. Aziz yang kala itu sangat kuat keimanannya kepada Islam, menyatakan bahwa hal lain yang membuatnya sangat meyakini kebenaran Islam adalah ketika ia melihat sebuah film.
Saat mengikuti film itu, ada sejumlah pertanyaan mengemuka dalam pikirannya.Ia lalu bandingkan dengan rekaman video seorang dai kondang. Pertanyaan yang muncul, mengapa Tuhan bisa mempunyai anak. Lalu, anak itu kemudian menjadi Tuhan. Setelah menjadi Tuhan, anak itu kemudian meninggal.
"Tapi Islam kok bisa punya cerita soal itu dan saya tidak tahu," kata dia seperti dilansir Annaba-Center, Kamis (12/2).
Beribu pertanyaan muncul sebagai bentuk perdebatan pikiran dalam diri Aziz, selain ia mendengar, membaca, dan melihat berbagai kisah yang sangat bertolak belakang dengan rasionalitas yang ia miliki, ia juga semakin merasakan keraguan terhadap agama lamanya itu.
Hal sederhana yang ia sebutkan kala melihat orang-orang Muslim berwudhu di masjid tempat ia tinggal adalah "Inikan yang saya lihat dalam film Nabi Musa AS, saat meminta umatnya untuk membersihkan muka, kaki, dan tangan mereka?", tutur Aziz.
Aziz yang memang hidup di lingkungan yang fanatik dengan agama lamanya itu tetap tidak dapat berbuat banyak atas apa yang dijelaskan oleh pemuka agama lamanya di tempat ia beribadah.
Aziz yang khusus dipersiapkan untuk menjadi seorang misionaris ini menceritakan bagaimana perjalanannya dahulu. "Dulu saya adalah seorang muda yang bisa dibilang cukup militan karena saya dan teman-teman memang dipersiapkan untuk menjadi seorang biarawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pelayan gereja, namun karena Allah berkehendak saya diselamatkan sehingga saya menjadi seorang muslim. Ke depan saya ingin menjadi sosok yang militan bagi agama Allah ini", kata Abdul Aziz lagi.
Meski keluarga Lianus Laia ini tergolong penggiat dakwah bagi agama lamanya, ia tetap tidak bergeming dalam keyakinannya kepada Islam. Anak laki-laki tertua dalam keluarganya ini memang dahulu dipersiapkan untuk menjadi seorang pendakwah guna meneruskan tradisi keluarga. Namun, tak dapat disangka bahwa ternyata ia justru memilih untuk menjadi pedakwah Islam.
"Namun, Allah SWT. memalingkan langkah saya untuk mendapatkan hidayah," ungkapnya dengan bangga.
Sosok yang sangat tidak menyukai Islam ini, kini berubah layaknya prajurit yang memiliki semangat juang untuk mendakwahkan agama Allah. "Dulu saat saya melewati pemukiman umat Muslim, dan melihat pakaian dan simbol-simbol agama Islam, saya langsung ingin mengambil dan membakarnya", lanjut Aziz. Namun, kini ia menjadi sosok yang begitu dekat dengan ajaran Islam.