REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Irak Safzen Noerdin mengaku kesulitan mendapatkan informasi terkait WNI yang terlibat dalam kelompok militan ISIS di Irak. Menurutnya, arus informasi di Irak terkait hal ini justru sangat tertutup.
"Tapi kalau itu yang ditanyakan saya boleh katakan sebenarnya lebih tahu orang Indonesia ketimbang saya di sana. Karena saya sama sekali enggak bisa cari tahu soal itu dengan pemerintah Irak," kata Safzen di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (12/2) kemarin.
Safzen mengatakan pemerintah Irak menilai hal tersebut merupakan permasalahan individu yang tak ada kaitannya dengan negara.
"Irak selalu katakan itu persoalan individu jangan hubungkan dengan negara. Mereka santun banget kalau bicara soal itu. Jadi kita lebih tahu banyak di Indonesia," jelasnya.
Ia menegaskan, hingga saat ini KBRI di Irak tak memiliki data terkait dugaan keterlibatan WNI dengan kelompok militan ISIS. Lebih lanjut, informasi terkait keterlibatan warga Indonesia dengan kelompok ISIS justru diperoleh baik dari media pemberitaan maupun media sosial di Indonesia.
Kedutaan Indonesia di Irak pun, kata Safzen, siap memberikan bantuan terhadap WNI yang mengalami kesulitan di Irak. "Kami disana hanya membantu WNI yang dalam kesulitan," kata dia.
Safzen mengatakan jumlah WNI yang berada di Irak hingga saat ini terhitung banyak, yakni sekitar 1000 orang. Mayoritas WNI, tinggal di wilayah Kurdhistan dan dalam kondisi baik.
"Banyaknya di Kurdhistan, salah satu wilayah regional yang ada di utara berbatasan dengan Iran, mereka baik-baik saja," ungkapnya.