Jumat 13 Feb 2015 19:29 WIB

Bubarkan Konser, Rezim Jokowi Disebut Anti Kritik

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/1).   (Antara/Widodo S. Jusuf)
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla (kanan) di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/1). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konser perlawanan terhadap pemerintahan Jokowi-JK oleh Aliansi Tarik Mandat (ATM) yang seharusnya berlangsung selepas sholat jum'at (13/03) dibubarkan oleh orang yang  mengaku suruhan dari elit yang berpihak ke istana.

Hal ini disampaikan oleh Taufan Putra Revolusi Pengurus DPP IMM yang juga Presidium ATM. Atas dasar itu seluruh Presidium ATM yang merupakan aliansi dari DPP IMM, PP KAMMI, PP GPII, PP HIMMAH, Brigade PII, HMI dan Gerakan Muda Nusantara berkumpul di PP GPII.

Mereka secara bersama-sama menuding Jokowi Presiden yang anti kritik. Mereka menilai tindakan ini harus dilawan karena sudah membungkam kebebasan hak menyampaikan pendapat warga negara. Selain itu Ini bertentangan dengan UU, artinya Rezim Jokowi ini tak ubahnya Orde baru.

"Rakyat tidak akan kalah, kami akan terus berjuang melawan rezim diktator ini, kami akan terus menyusun dan mengkonsolidasikan kekuatan untuk mengawal rezim yang gagal ini" ungkap salah seorang Presidium ATM Romidi Karnawan.

Aminullah, Presidium ATM yang lainnya menambahkan, gerakan kita tidak berhenti sampai dsini, akan ada model gerakan perlawanan lain yang kita rancang untuk melawan Rezim Jokowi ini," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement