Sabtu 14 Feb 2015 15:56 WIB
Kontroversi Valentine

Tolak Valentine, MUI: Terima Kasih Wali Kota

Valentine (ILustrasi)
Foto: VOA
Valentine (ILustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengucapkan terima kasih kepada sejumlah wali kota yang menolak perayaan Valentine. "Terima kasih kepada Wali Kota Surabaya, Padang, Makassar, Mataram, dan kepada kepala daerah yang menolak peringatan Valentine yang diperingati setiap 14 Februari," ujar Anwar di Jakarta, Sabtu (14/2).

Sikap kepala daerah tersebut, sambung Anwar, patut dipuji karena memiliki nilai edukasi yang luhur dan tinggi.

"Imbauan dan larangan ini menyadarkan kita semua, terutama generasi muda, untuk kritis dan tidak larut dengan semua yang datang dari Barat. Valentine day belum tentu sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai luhur bangsa kita yang tidak mengenal istilah pergaulan bebas," katanya.

Dia menjelaskan sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, pergaulan antara muda-mudi atau antara lelaki dan perempuan mempunyai batas dan aturannya. Karena itu, kehadiran imbauan dan larangan yang dikeluarkan para kepala daerah itu menyiratkan pesan bahwa kita warga bangsa, mempertegas dan memperjelas identitas sebagai bangsa yang memiliki falsafah Pancasila.

"Kami berharap seluruh elemen masyarakat dan seluruh warga bangsa untuk mendukung langkah para kepala daerah ini, bahkan kami berharap agar seluruh anggota masyarakat juga ikut mengawasi dan berkontribusi positif bagi tegak dan berjalannya keputusan para kepala daerah itu," ujar dia.

MUI yakin hanya dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, maka dapat mewujudkan Indonesia menjadi negeri yang maju dan bermartabat, yang mana rakyatnya memiliki akhlak dan moral yang mulia.

Peringatan hari kasih sayang atau Valentine acapkali diidentikkan dengan pergaulan bebas serta melonjaknya penjualan alat kontrasepsi. Bahkan di beberapa daerah beredar, coklat yang berhadiah alat kontrasepsi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement