REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menutup toko swalayan di Surabaya Barat yang menjual paket 'Valentine's Day' berupa cokelat yang dikemas dengan kondom dan bir, saat memimpin langsung inpeksi mendadak (sidak) 'Valentine's Day.'
"Saya melakukan sidak terkait Valentine's Day sejak Jumat (13/2) malam hingga Minggu (15/2) pagi untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya," katanya, saat berbicara dalam Sarasehan Wawasan Kebangsaan yang digelar DPD LDII Kota Surabaya, Sabtu (14/2).
Di hadapan puluhan aktivis LDII se-Surabaya, ia menjelaskan toko swalayan di Surabaya Barat itu ditutup karena melanggar dan tidak mengantongi izin.
"Kalau hanya melanggar akan ditindak tegas dan bila mengulangi akan ditutup, karena itu kami mengharapkan kalangan swasta mendukung kami untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya dari 'penjajahan baru' berupa narkoba, minuman keras budaya barat," ucapnya.
Menurut dia, anak-anak Surabaya itu umumnya baik, namun mereka seringkali tertipu anak-anak nakal ala punk yang tidak bertanggung jawab dengan diberi permen atau sesuatu yang membuatnya lupa ingatan.
"Saya sempat menemukan anak Surabaya di Batam yang menjadi korban 'trafficking', ternyata dia sebenarnya anak yang baik dan pintar, tapi tertipu, karena itu saya minta Satpol PP untuk menjemputnya," tukasnya.
Didampingi Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Inf M Nur Rahmat dan Ketua DPD LDII Kota Surabaya HM Amien Adhy, Wali Kota Perempuan pertama Surabaya itu mengharapkan para ustadz untuk tidak menghukum anak yang terlambat masuk sekolah dengan melarang masuk.
"Lebih baik dihukum saja, tapi jangan dilarang masuk kelas, karena kalau itu terjadi maka dia akan ngeluyur kesana-kemari dan akhirnya bertemu anak-anak liar yang justru menjerumuskannya," tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta Dinas Pendidikan Surabaya untuk mengeluarkan surat edaran tentang larangan merayakan Valentine's Day, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
"Untuk di luar sekolah itu, saya memimpin sidak valentine, karena pemkot memang ingin menyelamatkan anak-anak Surabaya dari budaya dan dari anak-anak liar yang tidak benar pula. Jangan biarkan anak-anak kita hancur," ucapnya, menegaskan.