REPUBLIKA.CO.ID, CANBERA -- Keputusan konsisten Presiden Jokowi untuk tetap melangsungkan hukuman mati kepada dua warga Australia, memang membuat sejumlah kekhawatiran menurunnya jumlah wisatawan negeri Kangguru itu ke Indonesia. Namun demikian, tak semua warga Australia berpandangan demikian.
"Saya akan ke Bali pada akhir pekan. Saya memang menentang hukuman mati, Tapi saya tidak akan membatalkan perjalanan saya. Dan saya tak akan memboikot Bali."
Pernyataan tersebut keluar langsung dari mulut warga Asutralia, Anthony Dennis, yang juga Editor dari sebuah situs Travelling, http://traveller.com.au//"traveller.com.au//.
Menurut Dennis, meski ia tidak menyetujui eksekusi mati terhadap dua terpidana mati asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, namun dia tidak sepakat dengan pernyataan pemerintahnya yang meminta warganya menghindari Bali sebagai tujuan wisata .
Kata Dennis, memboikot Bali bukanlah jawaban yang tepat terkait permasalahan ini. Bahkan, Dennis menilai hal tersebut sebagai sebuah kebodohan dan munafik. "Saya ingat, dalam sebuah survei menemukan fakta bahwa sekitar setengah penduduk Australia bahkan tidak menyadari bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia," kata Dennis.
Dia menilai sangat tidak tepat memboikot Bali sebagai sarana menyampaikan kemarahan warga Australia kepada Indonesia.