Kamis 19 Feb 2015 18:15 WIB

Warga Australia Mengaku Disiksa di Guantanamo

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Para tahanan Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Kamp IV penjara Guantanamo, Kuba. Foto diambil pada 5 Agustus 2009 silam.
Foto: Reuters
Para tahanan Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Kamp IV penjara Guantanamo, Kuba. Foto diambil pada 5 Agustus 2009 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Seorang warga Australia yang merupakan mantan tahanan Guantanamo Kuba mengaku disiksa selama dalam tahanan. David Hicks menghabiskan lima tahun di pusat penahanan Amerika Serikat itu.

Lima tahun melalui beragam siksaan, kesehatannya terganggu. ''Seseorang harus bertanggung jawab untuk keperluan medis saya,'' kata Hicks pada reporter di Sydney. Ia mengaku disiksa baik secara fisik maupun psikologi.

Pada Kamis (19/2), ia mengatakan ingin pemerintah membiayai pengobatan medisnya akibat penyiksaan. Beberapa waktu lalu, ia dibebaskan setelah pengadilan militer AS mengangkat dakwaan bersalah terhadapnya.

Hicks dinyatakan terlibat dalam aksi terorisme pada 2007. Ia dituduh menyediakan bantuan materi untuk mendukung terorisme. Namun pada Rabu, Pengadilan Komisi Review AS Militer membuang tuduhan tersebut karena menyatakannya bukan merupakan aktifitas kriminal.

Hicks adalah kelompok tahanan pertama yang dikirim ke Guantanamo ketika pusat penahanan itu dibuka pada 11 Januari 2002. Ia disebut-sebut telah dilatih oleh Alkaidah di Afganistan dan pernah bertemu dengan pemimpin kelompok Osama bin Laden.

Pengacara Hicks mengatakan ia tidak bersalah dan membuat pengakuan palsu karena terus disiksa, dipukul, dilecehkan secara seksual dan kekurangan tidur. Hicks dituduh pernah bergabung dengan Lashkar-e-Taiba, kelompok yang dinyatakan organisasi teroris oleh AS.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan tidak akan ada pemohonan maaf dari pemerintah pada Hicks. ''Kami melakukan yang kami kira butuhkan. Mari ingat, bahwa ia tidak baik dalam pengakuannya sendiri,'' kata Abbott.

Hicks menyangkal semua aktifitas terorisme yang dituduhkan padanya. Ia mengatakan, ia pergi ke Afganistan untuk berlibur, bukan melakukan misi teroris seperti yang diberitakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement