REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pedagang Pasar Santa, Jakarta Selatan meminta Pemerintah Provinsi DKI melindungi mereka dari ketidakmampuannya bersaing dengan pemilik modal besar seiring dengan meningkatnya harga sewa di lokasi tersebut.
"Ini hanya akan selesai jika ada tindakan cepat dan tegas dari pemerintah untuk melindungi pedagang kecil dari ketidakmampuan bersaing dengan pemilik modal besar," kata Pengurus Perkumpulan Pedagang Pasar Santa yang diwakili oleh Teddy W. Kusuma di Jakarta, Jumat (20/2).
Teddy mengatakan pertengahan tahun kemarin, lantai atas Pasar Santa yang tadinya kosong, mulai dihuni oleh kios-kios kreatif yang dibuat oleh anak-anak muda Jakarta. Hal ini mengubah suasana Pasar Santa yang sepi, menjadi ramai dikunjungi warga Jakarta.
Namun yang disesalkan adalah semakin banyaknya permintaan kios menyebabkan harga sewa atau beli kios yang membubung tinggi hingga lebih dari 100 persen, baik kios yang dimiliki pengembang maupun perseorangan. Hal ini terutama efeknya pada kelanjutan usaha para pedagang kecil.
"Sewa saya akan dinaikkan dari 10 Juta menjadi 25 Juta. Bayangkan, naiknya 100 persen lebih. Saya ini pedagang kecil, kenaikan segitu saya tak sanggup," kata salah satu pedagang pigura di lantai dasar Pasar Santa yang berinisial SJN.
Pada tanggal 17 Februari 2015 kemarin pedagang Pasar Santa membuat petisi dengan berbagai macam tuntutan di lama web www.change.org/sustainablesanta untuk minta dukungan masyarakat dan perhatian pemerintah melalui PD Pasar Jaya.
"Petisi berjudul 'Lindungi Pasar Santa' itu dimulai pada Selasa (17/2) dan telah didukung lebih dari 1500 orang," kata Direktur Komunikasi Change.org Desmarita Murni melalui keterangan tertulisnya.