REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengumpulan koin oleh sejumlah masyrakat ditanggapi biasa-biasa saja oleh warga Australia yang sedang berlibur di Bali. Sebaliknya, mereka meminta pemerintah Indonesia bersikap tegas dalam menjalankan hukum dan kebijakannya.
"Setahu kami tidak semua warga Australia menentang hukuman mati yang diberikan pada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran," kata warga Australia asal Sydney yang enggan disebutkan jati dirinya.
Sebagaimana diketahui, pengumpulan koin yang dilakukan masyarakat Indonesia, sebagai reaksi atas penyataan PM Australia Tony Abott yang menyebut-nyebut Australia pernah membantu Indonesia saat tertimpa musibah tsunami. Tidak terima masalah penegakan hukum dalam negeri dikait-kaitkan dengan bantuan, masyarakat ingin mengembalikan bantuan itu dengan aksi pengumpulan koin.
Menurut warga Australia yang berprofesi sebagai pengusaha furniture itu, tekanan pemerintah Australia kepada pemerintah Indonesia agar membatalkan hukuman mati, hanya merupakan pengalihan issu dalam negeri. Karena katanya, saat ini Abbott dinilai gagal memperbaiki ekonomi dalam negeri, antara lain ditandai merosotnya nilai tukar dolar Australia dari sebelumnya Rp 10.700 menjadi Rp 9.300.
Kalau pemerintah Indonesia tegas menerapkan hukumnya, kata dia, masalahnya akan selesai dengan sendirinya dan issu hukuman mati akan segera akan berlalu.
Wisatawan Australia lainnya, Kathryn mengatakan, tidak tahu menahu dengan issu pengumpulan koin itu. Dia menyebut, selama ini dia merasa senang berkunjung dan berlibur di Bali.
"Kami juga tidak tahu mengapa pemerintah kami meminta pemerintah Indonesia membatalkan hukuman mati," kata perempuan setengah baya asal Darwin.