REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego menilai kedua calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tak mungkin bersaing secara terbuka (head to head). Sebab, kekuatan kedua calon itu tidak seimbang.
Indria menilai Hatta Rajasa mempunyai modal yang sedikit lebih unggul, terlebih dengan keberhasilannya meningkatkan suara PAN pada Pemilu 2014. Meski demikian, peluang Zulkifli Hasan untuk menjadi Ketua Umum PAN tetap terbuka.
"Yang jelas tidak mungkin Head to Head lah," ujarnya kepada ROL, Senin (23/2)
Indria Samego menilai, pemilihan ketua umum PAN sangat berbeda dengan Golkar. Dari Awal pemilihan ketua umum di partai bergambar beringin tersebut sudah menunjukan ambisi calon ketua umumnya.
Sejak awal pemilihan, ambisi Aburizal Bakrie yang ingin menguasai golkar sudah terlihat. Sehingga ambisi tersebut menular kepada pendukung untuk meraih beberapa kepntingan-kepentingan pribadi.
Sedangkan pada pemilihan ketua umum PAN. Ambisi seperti dua calon di Golkar belum terlihat di PAN, Meskispun kedua calon sama-sama memiliki pendukung dan strategi yang akurat saat pemilihan.
Indria menyarankan agar tidak terjadi kasus serupa Golkar. PAN harus menentukan satu calon yang dinilai bisa membawa PAN lebih baik sebelum kongres dimulai. Namun, jika hal itu tidak dilakukan. Ambisi pribadi bisa saja muncul dan merusak partai. Sehingga status partai dalam pemilihan ketua umum bisa sama dengan Golkar.
"Kalau begitu nggak bakalan ada masyarakat yang peduli dengan partai politik," katanya