REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Aceh meminta Perdana Menteri Australia Tony Abbott meminta maaf langsung kepada masyarakat Aceh terkait penyataannya yang mengungkit bantuan kemanusian untuk korban tsunami Aceh, 26 Desember 2004.
"Kami minta agar Tony Abbott datang langsung ke Aceh untuk meminta maaf kepada masyarakat di provinsi ini terkait pernyataannya yang telah melukai hati rakyat di Tanah Rencong," kata Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Aceh Samsul B Ibrahim, Senin (23/2).
Ia menjelaskan mengungkit bantuan kemanusiaan seperti pernyataan Abbot mencoreng wajah warga Australia yang ikhlas membantu masyarakat Aceh saat mengalami musibah besar di penghujung tahun 2004.
"Kita menghargai keinginan Australia yang meminta pembatalan hukuman mati terhadap warganya, namun justru tidak etis jika menyebutkan berbagai bantuan yang sudah pernah diberikan," katanya.
Samsul mengatakan masyarakat Aceh sangat terbuka dan menerima semua warga negara yang datang untuk melancong dan menanamkan modalnya di berbagai sektor usaha di provinsi berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa itu.
Ia mengatakan di Provinsi Aceh juga ada perusahaan milik pengusaha asal Australia yang kini melakukan berbagai usaha di berbagai sektor, seperti energi, pertambangan dan perkebunan.
Pihaknya berharap tokoh dan seluruh warga Australia tidak membiarkan perilaku tercela Tony Abbott yang dinilai dapat merusak hubungan diplomatik kedua negara, karena hubungan kedua negara ini selalu memberikan kontribusi yang terukur di sektor ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan bidang lainnya.
"Kami minta tokoh serta warga Australia untuk menyadarkan Tony Abbott. Mereka harus mendesak Abbott meminta maaf langsung kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah disakiti dengan mengungkit bantuan kepada masyarakat di Tanah Rencong," ujar Samsul.