REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kebijakan anti-teror yang disahkan pemerintah Australia tahun 2014 silam berdampak negatif terhadap komunitas Muslim Australia. Aturan itu justru menaikan sentimen anti-Muslim.
Seperti yang dikutip laman Islamonline,Selasa (23/2), sentimen anti-Muslim lebih meningkat setelah serangan anti-teror baru-baru ini. Kondisi itu dianggap terbesar dalam sejarah Australia terutama bagi kalangan Muslim. Sebab, sebelumnya 15 orang telah ditangkap dari utara hingga barat Kota Sydney.
Umat Muslim Australia telah mengalami keadaan yang mengkhawatirkan. Sebelumnya telah terjadi penggerebekan yang diikuti oleh sejumlah besar penyerang anti-Muslim. Salah satu serangan dialami sebuah masjid yang dirusak di Queensland dan ancaman yang juga diarasakan oleh Mufti Besar Australia.
Sebuah insiden dilaporkan oleh seorang Muslimah Australia diinterogasi polisi saat sedang menunggu pulang anaknya yang belajar di sekolah Kristen. Kondisi itu merupakan contoh dari meningkatnya reaksi anti-Muslim.
"Kami tegas menolak Perdana Menteri Abbott dan menggunakan anggota partainya yang menggambarkan umat Islam dan komunitas Muslim sebagai ancaman keamanan," kata para pemimpin Muslim dalam sebuah pernyataan.
Para pemimpin Muslim menambahkan, penggunaan istilah-istilah seperti 'radikalisasi' dan 'ekstremisme' dianggap telah mengkriminalisasi komunitas Muslim. Padahal sebagian besar komunitas Muslim mendatangkan kedamaian dan ketenangan bagi masyarakat Australia. Pernyataan itu dirilis menjelang dewan dan Abbott dijadwalkan untuk menjelaskan perubahan kerangka keamanan nasional bangsa, Senin kemarin.
Kegiatan itu diyakini akan mencakup langkah Australia dalam menangani kewarganegaraan ganda. Sebab kondisi demikian dinilai berkemungkinan besar memiliki keterlibatan dalam terorisme. "Kami menyesalkan dan mengutuk penargetan publik terhadap Muslim melalui 'anti-teror' itu," tulis para pemimpin Muslim.
Populasi Muslim Australia mencapai 1,7 persen dari populasi 20 juta warga Australia. Islam menjadi agama terbesar kedua di negara itu setelah agama Kristen.