Selasa 24 Feb 2015 23:21 WIB

Jika Jadwal Piala Dunia 2022 Bergeser, Klub Eropa ingin Kompensasi

Perayaan di Qatar saat FIFA mengumumkan negara kaya minyak itu akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Foto: REUTERS/Fadi Al-Assaad
Perayaan di Qatar saat FIFA mengumumkan negara kaya minyak itu akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Klubklub Eropa ingin kompensasi jika FIFA menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar pada bulan November dan Desember. Sementara liga-liga mengatakan langkah tersebut akan menyebabkan 'kerusakan besar' untuk sepak bola dalam negeri.

Sementara itu, serikat pemain sepak bola dunia FIFPro menegaskan, setiap pembahasan tentang memperpendek masa penyelenggaraan Piala Dunia 2022 harus melibatkan anggotanya.

Sebuah satuan tugas FIFA yang memeriksa tentang waktu yang ideal untuk penyelenggaraan turnamen akbar antarnegara empat tahunan itu merekomendasikan Piala Dunia 2022 diperpendek waktunya. Selain itu, jika biasanya digelar pada Juni-Juli, maka nanti digeser menjadi November-Desember.

Rekomendasi akan dikirim ke komite eksekutif FIFA untuk keputusan akhir di Zurich pada 20 Maret. Ini akan mengakhiri empat tahun saga panjang atas perdebatan kapan turnamen harus dimainkan.

"Untuk keluarga sepak bola, penjadwalan ulang Piala Dunia FIFA 2022 menyajikan tugas yang sulit dan menantang," Karl-Heinz Rummenigge, ketua Asosiasi Klub Eropa (ECA) dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Selasa (24/2).

Ia mengatakan semua kalender pertandingan di seluruh dunia harus mengakomodasi turnamen tersebut dalam 2022/23, yang membutuhkan kesediaan setiap orang untuk berkompromi.

"Klub Eropa dan liga tidak bisa diharapkan untuk menanggung biaya untuk penjadwalan ulang tersebut. Kami berharap klub diberi kompensasi atas kerusakan yang timbul dari keputusan akhir," kata dia.

Asosiasi Liga Sepak Bola Profesional Eropa (EPFL) juga tidak setuju dengan penyelenggaraan pada November-Desember. Pihak EPFL mengatakan usulan tersebut akan "mengganggu dan menyebabkan kerusakan besar untuk kegiatan normal kompetisi domestik Eropa."

EPFL menegaskan bahwa Mei bisa menjadi alternatif kompromi untuk menghindari cuaca panas membakar Qatar pada bulan Juni-Juli. Penyelenggaraan di periode Juni-Juli ini sudah ditolak meskipun Qatar menjamin bahwa mereka dapat membangun stadion yang berendingin alami.

Chief Executive Liga Primer Inggris Richard Scudamore mengatakan hanya ada sedikit diskusi selama pertemuan satuan tugas pada Selasa di Doha.

Liga Sepak Bola Jerman (DLF) mengatakan prihatin dengan pemain. Direktur DLF Andreas Rettig menegaskan penyelenggaran di bolan November-Desember akan menjadi beban keuangan bagi liga-liga Eropa.

"Kita juga harus memperhitungkan tekanan pada pemain top. Rencana pertandingan dipersingkat bukan berarti berarti akan ada jumlah permainan yang sama akan dimainkan dalam waktu yang lebih singkat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement