REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa Anwar Sujana mengatakan, akhir-akhir ini semakin banyak kalangan ekspatriat yang tertarik masuk Islam. Sejak Januari 2015 sampai sekarang sudah 56 orang yang menjadi mualaf.
Namun, kata Anwar, sayangnya tak ada lembaga amil zakat yang menyalurkan zakatnya kepada para mualaf ini. Padahal, ada sejumlah mualaf yang dibuang keluarganya. Bahkan ada seorang ibu yang disiksa keluarganya karena dia masuk Islam. Bahkan sebagai pemilik perusahaan diblokir keuangannya oleh
keluarganya.
"Mualaf semacam ini harus diselamatkan. Mereka harus mendapatkan zakat dari badan amil zakat, kalau tidak diberi zakat berarti mereka berbuat dzalim," kata dia.
Mualaf ada juga yang diusir dari keluarganya, akses ekonominya diblokir. Mualaf seperti ini harus ditolong dengan zakat. Mereka yang diusir, ujar Anwar, membutuhkan rumah singgah. Namun sayangnya tak ada badan amil zakat yang peduli dengan nasib mereka.
"Zakat itu bukan hanya untuk kaum fakir miskin. Para mualaf juga berhak mendapatkan zakat, itu yang sering diabaikan badan amil zakat," kata dia.