REPUBLIKA.CO.ID, Yerussalem -- Ekstrimis Nasionalis Yahudi kembali membakar gereja katolik dan merusak sebuah sekolah dasar di Nablus pada Kamis (26/2). Pembakaran itu terjadi sehari setelah kelompok itu membakar sebuah masjid di Tepi Barat, Betlehem.
"Sekitar pukul 04:30 pagi, dua orang yang menyembunyikan wajah mereka datang dari pemakaman dan gereja Katolik. Dari sana mereka melemparkan cairan yang mudah terbakar ke arah kamar mandi seminari, "kata Uskup Agung Ortodoks Yunani, Aristarchos seperti yang ditulis laman Islamonline, Jumat (27/2).
Menurut Aristarchos, lokasi kebakaran merupakan sebuah seminari yang ditempati oleh beberapa orang. Meski begitu, Uskup Agung itu bersyukur kerusakan yang dialami tidak banyak.
Para pengacau itu telah membakar beberapa bagian dari seminari. Mereka juga telah menulis grafiti penghinaan terhadap Yesus di luar tembok Al-Quds Kota Tua. Juru bicara kepolisian Luba Samri menggambarkannya sebagai serangan yang dilakukan para nasionalis.
Serangan serupa juga terjadi pada Masjid di desa Tepi Barat dekat wilayah Bethlehem. Peristiwa pembakaran ini dilaporkan terjadi pada Rabu (25/2) lalu.
Laporan itu mengatakan, pelaku juga menuliskan pesan di tembok bangunan Masjid. Mereka menuliskan kata dan kalimat 'kami ingin penebusan Sion', dan 'balas dendam'. Pembakaran Masjid itu terjadi bertepatan dengan peringatan pembantaian 29 jamaah Muslim oleh Baruch Goldstein di Masjid Ibrahimi, Hebron.
Serangan itu juga diyakini termotivasi dari kebencian para ekstremis Yahudi. Mereka pada umumnya membenci dan menjadikan orang dan keturunan Arab sebagai targetnya.