Senin 02 Mar 2015 07:37 WIB

Dulu Gemar Dugem, Sekarang Jadi Aktivis Shalat Subuh

Rep: C13/ Red: Erik Purnama Putra
Aktivitas warga saat shalat Subuh.
Foto: Republika
Aktivitas warga saat shalat Subuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat Subuh merupakan salah satu shalat wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam di mana pun berada. Namun, terkadang untuk bisa melakukannya. Ada banyak rintangan yang perlu dihadapi beberapa kalangan yang ingin melakukan shalat yang dikerjakan di pagi hari sebelum terbit fajar tersebut.

Tantangannya, yakni sulitnya untuk bangun pagi yang dialami sebagian umat Islam untuk melakukan shalat subuh di pagi buta. Mengetahui betapa sulitnya melakukan shalat Subuh, maka hadirlah sebuah komunitas yang berusaha untuk menggerakan umat shalat Subuh tepat waktu.

Bagi laki-laki diusahakan untuk shalat subuh berjamaah, sedangkan wanita hanya perlu shalat di rumah. Komunitas yang telah memberikan manfaat bagi sebagian besar kalangan Muslim Indonesia itu bernama @PejuangSubuh.

Salah satu pengurus @PejuangSubuh, Arisakti Prihatwono menceritakan kisah di balik terbentuknya komunitas @PejuangSubuh ini. Menurutnya, latar belakang pembentukan komunitas ini bermula pada 2012 lalu. Komunitas ini berawal dari kisah tiga pemuda yang mengawali langkah @PejuangSubuh.

Pada 2012, menurut Rico (panggilannya), terdapat tiga pemuda yang melihat kekosongan masjid saat shalat berjamaah terutama shalat Subuh. “Kok jamaahnya sepi? Kok kebanyakan eyang-eyang yaa?” ungkap Rico kepada Republika baru-baru ini.

Melihat kondisi demikian, ketiga pemuda itu pun seketika berpikir untuk mengajak para pemuda untuk shalat berjamaah terutama Subuh. Sebelumnya, dua dari pemuda itu merupakan laki-laki yang kehidupannya jauh dari agama.

“Mereka hidupnya glamor dan suka dugem,” ujar pria yang berusia 38 tahun ini. Kemudian salah satunya ternyata mendapatkan kesadaran yang lebih cepat dibandingkan kawannya.

Rico menjelaskan, pemuda yang masih nyaman dengan dunia malam itu pun akhirnya disadarkan oleh Allah SWT dengan caranya yang tidak disangka-sangka. Kesadaran pemuda yang tidak bisa disebut namanya itu mendapat tantangan awalan untuk melakukan shalat Subuh dan Isya berjamaah.

Tantangan itu diterima sang pemuda dari ayahnya. Ayah pemuda tersebut menantang anaknya untuk shalat Subuh dan Isya berjamaah di Masjid selama 40 hari berturut-turut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement