REPUBLIKA.CO.ID, PARMA--Di tengah keadaan finansial Parma yang semakin kritis, presiden klub Giampietro Manenti justru mengancam akan angkat kaki dari klub. Ini dinyatakannya usai mendapat perlakuan tak menyenangkan dari para pendukung Parma.
ESPN memberitakan bahwa Manenti sempat diancam dan hampir diserang saat dalam perjalanan menghadiri pertemuan di balai kota. Di sana, ia tak mampu melakukan apa pun selain kembali mengulang janji yang ia buat selama 10 hari terakhir. Janjinya ialah membayar upah pemain dan staff yang tertunda itu dalam waktu dekat.
Pengusaha Italia itu mengeluarkan peringatan bahwa ia mungkin akan menghentikan proses pembayaran. Ia mengancam akan pergi dari klub melihat keadaan yang baru-baru ini terjadi.
"Penyerangan pada Jumat lalu membuat saya berpikir. Saya mempertimbangkan untuk menjual klub ke perusahaan besar. Saya dulunya berpikir Parma adalah kota yang aman dan damai. Sekarang, menjadi ada tiga pilihan: menjualnya, menyerahkan pembukuan ke pengadilan atau menyajikan sebuah rencana penyelamatan kepada jaksa," jelas Manenti.
Pilihan untuk menjual klub saat ini demikian terbuka. Hal ini tercermin dari pernyataan sang presiden. Jika ada yang datang untuk menawarkan pembelian atas klub, kata Manenti, ia akan mempertimbangkan ide penjualan tersebut.
Tentu saja ini bukanlah solusi permasalahan saat ini. Tidak bisa dimungkiri bahwa para staf dan pemain sedang menunggu upah mereka yang belum terbayarkan. Kondisi Parma ini secara langsung mempengaruhi keberlangsungan Serie A.
"Situasi ini sangat, sangat rumit. Ini harus kami pertimbangkan tanpa membiarkan emosi mengambil alih," kata Presiden Seri a, Maurizio Beretta kepada Radio RAI seperti dikutip ESPN FC.
Di sisi lain, pemain Parma melanjutkan latihan mereka untuk melawan Atalanta akhir pekan ini. Ini mungkin adalah lampu hijau bahwa pertandingan ini akan mampu mereka pentaskan di hadapan penonton, di Stadion Ennio Tardini.