REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Triyogi Yuwono mengatakan dalam sejarah berdirinya ITS sejak 55 tahun silam, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi orang kedua yang mendapatkan anugerah gelar doktor honoris causa. Sebelumnya, Hermawan Kertajaya juga mendapatkan gelar kehormatan tertinggi dalam gelar akademik ini.
Triyogi Yuwono menegaskan, kampus ITS memang tidak sembarangan dalam memberikan gelar doktor kehormatan sebelum yang bersangkutan memang dipertimbangkan layak untuk mendapatkan gelar tersebut.
Dikatakan Triyogi, Risma dinilai berhasil mengembangkan Surabaya dengan tiga kekuatan sekaligus yakni, Surabaya sebagai kota profit, ekologi, sekaligus menghimpun partisipasi publik untuk berperan aktif dalam pembangunan kota.
"Selama 55 tahun ITS berdiri, baru ada dua orang yang mendapatkan gelar ini. Betapa kami sangat pelit terkait siapa yang layak dipertimbangkan untuk kita berikan gelar ini. Termasuk juga Bu Risma, kita ukur prestasinya," katanya.
Terkait dengan prosesi pemberian gelarnya yang baru bisa sekarang sehingga memunculkan opini yang mengait-kaitkan pemberian gelar ini dengan urusan politik karena berdekatan Pilkada Surabaya, Triyogi menyebut karena sulitnya mempertemukan waktu Wali Kota dengan Rektor dan Senat ITS.
"Ini masalah waktu saja karena untuk menyinkronkan waktu Bu Risma, Rektor dan Senat ITS, itu makan waktu. Jadi ini tidak ada kaitan dengan politik. Ini murni alasan akademis," katanya.
Dia menambahkan, setelah mendapatkan gelar ini, Wali Kota berkewajiban untuk ikut mengajar di ITS, meskipun tidak setiap hari.
"Ketika gelar ini dimiliki, wajib bagi Bu Risma untuk ikut mengajar di ITS," katanya.