Kamis 05 Mar 2015 02:50 WIB

Kementan Dorong Petani Kebut Masa Tanam Kembali

Rep: C78/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperhatikan iklim yang bagus berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiaika (BMKG), Kementerian Pertanian optimis masa produksi pangan akan aman. Bahkan, kementerian mendorong agar petani mempercepat penanaman kembali padi pascadilaksanakannya panen.

"Awal Maret ini kita ada peluang yang bagus karena iklimnya bagus, untuk mempercepat masa tanam ulang," kata Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Winny Dian Wibawa kepada Republika pada Rabu (4/3).

Percepatan tersebut utamanya dilakukan di sektor utama produksi beras dan wilayah taman padi yang telah menerima bantuan alat mesin pertanian (alsintan).

Ketika memasuki masa kemarau, lanjut dia, Kementan pun akan bersiap mengantisipasi datangnya organisme pengganggu tanaman (OPT) agar tak merusak hasil lahan. Meski diprediksi tak akan terlalu parah karena iklimnya yang bagus, OPT tetap harus dicegah agar produksi lebih maksimal.

Sebelumnya, Kementan menargetkan produksi sebesar 73,4 ton gabah kering giling di 2015. Dalam kunjungannya ke sentra produksi padi di Jawa Tengah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan agar pasokan beras cukup ri 2014 maupun di 2015 sehingga tak perlu impor.

Dikatakannya, perkirakan 2015 akan terjadi panen padi nasional seluas 14 juta ha. Hal tersebut disebabkan kondisi iklim yang cukup baik. Sehingga hama dan penyakit pada padi berkurang di musim kemarau.  

Dikatakan Amran, sebagian petani mulai menanam di akhir Desember dan Januari ketika belum terjadi puncak penghujan. Karenanya, hama dan penyakit tidak mendapatkan pasokan makanan, sehingga mereka mati kelaparan, iasanya serangan selalu di atas 5 persen, tapi saat ini di bawah 3 persen," katanya. Padi pun kering sempurna, sehingga kehilangan hasil pun rendah," tuturnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement