REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 16 WNI dinyatakan hilang di Istanbul, Turki. Mereka pun diduga telah bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menegaskan pemerintah tak mendukung warga negaranya untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS.
"Kalau ISIS kita tak pernah dukung agar orang Indonesia ikut ISIS. Itu kan suatu hal yang tak sesuai dengan prinsip kita dan agama," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (6/3).
Menurutnya, dugaan bergabungnya ke-16 WNI tersebut masih belum diketahui kebenarannya. Lebih lanjut, Kalla mengatakan, informasi keberadaan ke-16 WNI tersebut kemungkinan juga dapat diketahui oleh keluarga mereka.
"Kan belum tentu hilang, mungkin saja mereka tur kemana," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, ke-16 WNI berangkat ke Turki bersama biro perjalanan namun hingga waktu yang telah ditentukan belum juga kembali ke Indonesia.
"Kita koordinasi dengan badan intelijen maupun kepolisian Turki untuk mencari WNI itu," ujarnya usai mengikuti sidang kabinet di Kantor Presiden, Rabu (4/3).
Marciano menduga perjalanan wisata menjadi modus baru yang digunakan dalam menjaring orang untuk bergabung dengan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS. Menurutnya, hal serupa juga pernah terjadi pada sejumlah TKI yang tak kembali usai melakukan ibadah umroh.
Lebih lanjut, Marciano menambahkan, pemerintah juga masih mendalami keterlibatan biro perjalanan wisata yang membawa 16 WNI ke Turki.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menyebutkan, hingga saat ini terdapat 514 WNI yang bergabung dengan ISIS.
Pemerintah pun kini masih menelusuri keberadaan mereka. Ke-16 WNI tersebut berangkat dengan membawa serta tiga bayi dan lima anak-anak. Mereka berangkat bersama rombongan travel dari Jakarta dan tiba di Bandara Ataturk pada 24 Februari 2015.
Beberapa saat setelah mendarat, mereka memisahkan diri dengan alasan acara keluarga. Sejak itulah ke-16 WNI itu tak diketahui keberadaannya. KJRI Istanbul telah melaporkan peristiwa ini ke Kementrian Luar Negeri dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Berikut nama-nama para WNI sesuai dengan data yang disampaikan oleh Abdullah:
1. Utsman Mustofa Madhamy
2. Sakinah Syawie Muhammad Tafsir
3. Tsabitah Utsman Mahdany
4. Salim Muhamad Attami
5. Fauzi Umar Salim
6. Hafid Umar Babher
7. Khurayah Kholid,
8. Khamsah Hafid,
9. Usman Hafid
10. Atikah Hafid
11. Usman Ari
12. Ulin Isturi
13. Khumairah Afra
14. Uraina Afra
15. Aura Kordova
16. Dayan Akhtar