Ahad 08 Mar 2015 18:00 WIB

Industri Mebel Rotan Cirebon Siap Hadapi Pasar ASEAN

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Indonesia dan sembilan negara Asean lainnya sudah sepakat untuk memberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 silam. Kalangan industri mebel rotan di Kabupaten Cirebon pun menyatakan siap menghadapinya.

"MEA tidak masalah, (industri mebel rotan) optimis bisa menghadapinya," ujar Ketua Masyarakat Pekerja Pengrajin Rotan Seluruh Indonesia (MPPRSI), Badrudin, Jumat (6/3).

Namun, Badrudin menambahkan, kesiapan industri mebel rotan menghadapi MEA itu harus didukung dengan kebijakan pemerintah. Yakni, tetap memberlakukan larangan ekspor bahan baku rotan ke luar negeri.

Menurut Badrudin, 85 persen bahan baku rotan dunia ada di Indonesia. Karena itu, jika ekspor bahan baku rotan dilarang, maka negara-negara lain yang menjadi pesaing industri mebel rotan tidak akan bisa memperoleh bahan baku rotan.

"Selama bahan baku rotan tidak diekspor ke luar negeri, maka Indonesia akan bisa menguasai pasaran produk mebel rotan di dunia," kata Badrudin.

Tak hanya itu, lanjut Badrudin, produksi mebel rotan juga membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dengan menggunakan tenaga manusia. Dia menyatakan, tenaga ahli di bidang itupun dikuasai Indonesia, khususnya di daerah sentra industri mebel rotan.

Badrudin menambahkan, saat ini, pesanan produk mebel rotan juga terus meningkat dari luar negeri. Dia menyebutkan, sejak dua bulan terakhir, pesanan ekspor rotan dari Kabupaten Cirebon rata-rata mencapai sekitar 2.300 kontainer per bulan.

Badrudin menyebutkan, pesanan itu datang dari negara-negara di benua Eropa, Amerika, maupun negara-negara bekas Uni Soviet. Namun, untuk saat ini pesanan paling banyak datang dari Belgia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement