REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jika di beberapa kota seperti Cirebon dan Lamongan warga makan nasi aking karena harga beras mahal. Di Kota Malang justru harga beras berangsur turun.
Kepala Perum Bulog Sub-Divre Malang, Arsyad mengatakan, harga beras mulai turun dalam seminggu terakhir. Meski begitu pihaknya akan tetap menggelontor OP disejumlah pasar tradisional di wilayah kerjanya sampai harga beras kembali normal.
"Alhamdulilah belum ada laporannya ada warga kesulitan beli beras," kata Arsyad, Ahad (8/3).
Arsyad mengatakan Bulog tidak hanya digelar OP di wilayah Kota Malang saja, tetapi juga di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Kuota beras yang digelontorkan untuk OP rata-rata sebanyak 30 ton per hari dengan harga Rp7.300 per kilogram.
Hanya saja, warga tidak bisa membeli secara eceran karena beras yang dijual di OP sudah dikemas dalam plastik 5 kilogram.
Operasi pasar terakhir dilakukan di Kabupaten Malang di Pendopo Kendedes, depan Pasar Singosari. OP yang digelar Bulog bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (disperindagsar) cukup banyak menarik perhatian warga.
"Harapan kami, setelah dilakukan OP terus menerus di pasar tradisional, harga beras akan segera turun dan normal kembali, apalagi setelah sejumlah daerah panen raya padi," tutur Arsyad.
Malang Corruption Watch (MCW) juga tidak pernah mendapatkan laporan warga kesulitan beli beras. Zainudin koordinator MCW mengatakan belum menemukan indikasi kasus tersebut di Kota maupun Kabupaten Malang.
"Belum ada laporannya, di Kabupaten juga belum ada," kata Zainudin.