Senin 09 Mar 2015 06:16 WIB

DPR Desak Pemerintah Buyback PGN

Rep: c85/ Red: Angga Indrawan
Warga memasak dengan menggunakan gas alam milik PGN di Rusanawa Bidaracina, Jakarta, Senin (25/8).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga memasak dengan menggunakan gas alam milik PGN di Rusanawa Bidaracina, Jakarta, Senin (25/8).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengembangan infrastruktur gas nasional dinilai masih sangat minim. Pemasangan infrastruktur gas rumah tangga, misalnya, baru 13 ribu unit rumah yang tersambung. Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika melihat, salah satu penyebab lambannya pengelolaan gas nasional adalah stake holder gas, dalam hal ini PGN, yang terkesan "ogah-ogahan".

Kardaya mengungkapkan, separuh saham PGN dimiliki oleh asing, sehingga tidak mempriotitaskan pembangunan dalam negeri. "PGN itu ada perannya. Namun karena BUMN ini 49 persen dimiliki oleh swasta, dan swastanya asing, jadi kesannya mereka ogah-ogahan," jelas Kardaya, Ahad (8/3).

Hal tersebut, kata Kardaya, yang membuat program penyaluran gas alam ke rumah-rumah selama ini terhambat. Kurangnya keberpihakan PGN pada kepentingan nasional, membuat BUMN ini terkesan lamban dalam membangun.

"Buyback (beli kembali saham) saja. Jadi kalau perlu dibuyback agar bisa fokus pada kepentingan negara," ujarnya.

Kardaya menambahkan, dalam pembangunan infrastruktur gas tidaklah mudah. Maka dari itu, dia mendesak pemerintah apabila memang serius membangun infrastruktur gas untuk segera mengambul alih sepenuhnya PGN.

"Kalau tidak, tahun 2019 kita defisit energi," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement