Senin 09 Mar 2015 15:06 WIB

Muslim Tatar Junjung Toleransi Beragama

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Muslim Tatar di Eropa.
Foto: Reuters
Muslim Tatar di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kehidupan beragama di Tatarstan, negara bagian Rusia, sejak lama telah menerapkan toleransi beragama. Umat Islam, Kristen, dan Yahudi telah hidup berdampingan dengan harmonis selama berabad-abad.

Seperti dilansir Saudi Gazette, Senin (8/3), setengah dari penduduk republik ini terdiri dari etnis Tatar yang hampir semuanya beragama Islam. Sementara, sisanya diisi oleh etnis Rusia (40 persen) dan kelompok-kelompok kecil etnis lainnya.

Kebanyakan dari mereka adalah pemeluk Kristen Ortodoks. Ibu kota Tatarstan, Kazan, merupakan salah satu kota terbesar dan paling makmur di Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan minyak bumi yang dimiliki alam Tatarstan telah mengubah kota ini menjadi sebuah kota multikultural yang benar-benar hidup.

Wartawan Rusia, Oleg Pavlov menyebutkan, hubungan harmonis antarumat beragama di Kazan sudah dikenal sejak dulu. Bahkan, di era Soviet sekalipun, Kazan dianggap sebagai kota yang unik lantaran menjadi tempat bertemunya dua kebudayaan berbeda, yakni Tatar dan Rusia.

"Kedua unsur budaya ini berbaur di setiap sendi kehidupan masyarakat di kota ini. Sesaat setelah suara azan menggema dari menara masjid, Anda akan mendengar gemuruh lonceng- lonceng gereja. Hal semacam ini bu?

kan lah hal yang aneh di Kazan," tulis Pavlov dalam artikel Friends and neighbours: religious harmony in Tatarstan.

Di Tatarstan, orang-orang dapat menjumpai bangunan masjid dan gereja berdiri berdampingan di pinggir jalan yang sama. Pada 1990, ada sekitar 100 masjid di seluruh negeri ini. Sekarang, terdapat lebih dari seribu masjid dan 272 gereja di Tatarstan.

Bukti keharmonisan hubungan antarumat beragama di Tatarstan juga bisa dilihat dari kunjungan rutin Uskup Agung Kazan ke kediaman tokoh Muslim setempat, Hazrat Imam, pada setiap perayaan Idul Fitri. Di samping itu, banyak pula kegiatan yang diadakan bersama-sama oleh warga Muslim, Kristen, dan Yahudi untuk merajut semangat perdamaian antarkomunitas agama tersebut.

"Kadang-kadang, umat Islam dan Kristen di negeri ini saling membantu memperbaiki tempat ibadah yang ada, baik masjid maupun gereja," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement