REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyesalkan masih ada warga Surabaya yang tergoda hijrah ke negeri orang untuk ikut berperang. Menurut Risma, konsep jihad yang selama ini dijadikan alasan kurang masuk akal.
“Ada bayi belum satu tahun. Mosok bayi diajak jihad,” kata sang Wali Kota kepada wartawan, Kamis (12/3).
Meski begitu, Risma menyampaikan, Pemerintah Kota Surabaya tetap akan berupaya melindungi hak-hak warganya. Berkenaan dengan kabar ditemukannya 16 WNI yang sebelumnya menghilang di Turki, Risma menyatakan akan secepatnya berkoordinasi.
“Saya akan coba menghubungi Kementerian (Luar Negeri) dan Kedutaan Besar (Indonesia) di Turki. Saya coba komunikasikan. Kalau mereka nggak punya tiket, ya, kita yang selesaikan,” ujar Risma.
Risma menginformasikan, hasil verifikasi Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kota Surbaya, setidaknya delapan dari 16 WNI tersebut adalah warga Surabaya. “Yang enam itu satu keluarga, yang dua sebenarnya warga Surabaya, tapi sudah lama tinggalkan Surabaya,” kata Risma.
Risma lanjut menyampaikan, jika kedelapan warga Surabaya itu berhasil dipulangkan, Pemerintah Kota Surabaya akan memberikan pendampingan. “Kita ada tenaga pendamping, kita lakukan pendekatan personal dan kita lihat perkembangannya,” kata dia. Andi Nurroni