REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Agroindustri di Jawa Barat siap menghadapi Asean Economic Comunity (AEC) 2015. Kesiapan ini ditandai dengan banyaknya potensi industri pertanian yang dimiliki Jawa Barat.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Barat Ferry Sofwan Arif, Jabar sudah siap menghadapi AEC dalam bidang agroindustri. "Jawa Barat memiliki potensi besar di bidang ini," katanya dalam Seminar di Universitas Padjadjaran pada Jumat (13/3).
"Tak ada salahnya jika Jabar optimis menangani hal ini. Saya yakin dengan adanya fakultas teknik pertanian dan beberapa fakultas yang mendukung, keyakinan ini bukan hanya bualan saja," kata Ferry.
Kesiapan ini sudah diperhitungkan berdasarkan potensi bahan baku agroindustri yang dimiliki Jawa Barat. Jabar, kata Ferry, merupakan produsen teh terbesar di Indonesia yaitu sekitar 48 persen dari total nasional. Memiliki potensi buah-buahan sebanyak 14,34 persen, lumbung pangan beras 16,95 persen, produsen telur 10,02 persen, dan ikan budidaya 8.76 persen dari total nasional.
Persiapan bahan baku ini kemudian tinggal didorong dan dikembangkan oleh pengetahuan yang mumpuni. Ferry mengatakan, peluang persaingan produk antar negara Asean tinggi. Akan tetapi, Indonesia dapat mengalahkan negara lainnya dalam produk makanan. "Itu artinya nilai tambah. Tantangan kita yaitu bagaimana semakin mengembangkan makanan dari singkong, ubi, dan sebagainya," ujar Ferry.
Untuk menghadapi persaingan AEC 2015, kita pun perlu mempersiapkan beberapa. Seperti, Fairness nilai kejujuran, Trust saling mempercayai dan dipercaya, memiliki inisiatif, dan profesionalisme. Selain itu, kita juga harud berorientasi pada hasil, memiliki keinginan untuk mencapai yang terbaik, dan berorientasi pada ilmu.