Sabtu 14 Mar 2015 16:22 WIB

Pembangkit Tenaga Angin di Cina Lebih Hebat Dibanding Reaktor Nuklir AS

Energi Terbarukan
Foto: energy.gov
Energi Terbarukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangkit listrik tenaga angin di Cina mampu memproduksi lebih banyak energi dibandingkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada di Amerika. Tahun lalu, jumlah energi yang bersumber dari tenaga angin di Cina meningkat 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kapsitas tenaga angin ini bahkan cukup untuk memberikan energi untuk 110 juta rumah tangga. 

Kapasitas pembangkit listrik di Cina mencapai 115 giga Watt. Sebanyak 20 giga watt dihasilkan oleh pembangkit dari tenaga nuklir. Dikutip dari laman sciencealert, kapasitas listrik tenaga angin di Cina ini melebihi dari kapasitas listrik yang dihasilkan dari reaktor nuklir di Amerika.

Namun, Cina juga saat ini terus meningkatkan kaspitas tenaga nuklir yang mereka miliki. Cina kini sedang gencar membangun reaktor nuklir. Pada tahun 2020 mendatang, Cina memiliki target peningkatan kapasitas listrik tenaga nuklir hingga tiga kali lipat.

Tak berhenti diisitu, untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Cina, negara itu sedang membangun sistem transmisi jarak jauh dengan kapasitas terbesar di dunia. Pemerintah Cina juga akan memberikan insentif bagi siapa saja yang mau membangun pembangkit listrik tenga angin di daerah padat penduduk.

Amerika tak mau kalah dengan segela terobosan yang dilakukan oleh Cina. Departemen energi AS juga menergetkan untuk  meningkatkan energi dari angin dua kali lipat selama lima tahun ke depan. Saat ini, listrik dari tenaga di angin di Amerika baru 4,5 persen dari keseluruhan energi yang dihasilkan.

Amerika menargetkan porsi energi listrik tenaga angin meningkat hingga 10 persen pada tahun 2020, 20 persen di tahun 2030 dan 35 persen di tahun 2050. Artinya, Amerika akan mulai mentransformasi sumber energi mereka pada kurun waktu kurang dari 40 tahun. Para peneliti memprediksi masih ada sumber angin yang cukup untuk memenui kebutuhan enegri di dunia yang diprediksi akan meningkat tujuh kali lipat dibandingkan saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement