Ahad 15 Mar 2015 15:56 WIB

Militer Ustmani Terkuat dalam Sejarah Islam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Galangan kapal Turki Usmani.
Foto: abu-muslim.com
Galangan kapal Turki Usmani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia Dr Abdul Muta'ali menjelaskan  Turki telah banyak berjasa dalam bidang militer, arsitektur, iptek, hingga kemudian ilmu ekonomi. Dan yang paling menonjol adalah bidang militer.

"Dalam sejarahnya, peran besar bangsa Turki dalam proses ekspansi wilayah Islam sangat besar. Bangsa Turki Seljuk masih ada rentetan sejarah pada saat jayanya Dinasti Abbasiyah, kebanyakan dari mereka direkrut sebagai tentara dan pengawal pribadi," kata dia belum lama ini.

Peran mereka, lanjut dia,  sangat besar dalam dunia militer di Dinasti Abbasyiyah. Setelah Dinasti Abbasyiyah runtuh, banyak dari mereka yang kemudian mengambil alih kekuasaan Abbasyiyah. Dan akhirnya terbentuklah sebuah dinasti dari salah satu pemimpin kepercayaan dari bangsa Seljuk oleh Dinasti Abbasyiyah.

"Dinasti Seljuk kemudian menguasai Asia Tengah dan mengambil alih sebagian wilayah yang pernah dikuasai Dinasti Abbasyiyah di Timur Tengah," lanjut dia.

Sedangkan, Turki Utsmani yang kemudian melanjutkan Dinasti Seljuk banyak belajar dari kegagalan militer yang dialami oleh Dinasti Abbasyiyah dan Dinasti Seljuk. Ini membuat Imperium Turki Utsmani memperkuat kemampuan militernya bahwa kekuatan militer yang kuatlah yang mampu mendorong ekspansi kekhalifahan yang luas.

"Dan itu benar-benar berhasil dilakukan oleh Turki Utsmani hingga kemudian imperium inilah yang mampu menerobos hingga ke dalam benua Eropa dan sampai ke Pegunungan Alpen di dekat Swiss kini," paparnya.

Bagaimana dengan proses dakwah Islam, Muta'ali melanjutkan, setelah penaklukan wilayah yang luas oleh Imperium Turki Utsmani, khususnya terjadi pada wilayah Eropa. Proses Islamisasi itu terjadi, seperti di Asia Timur di antaranya Bosnia dan Kosovo yang kini jejak Islam dan budaya Turkinya masih kuat.

"Walaupun ada beberapa wilayah di Eropa yang kemudian melakukan perlawanan dari upaya Islamisasi dan Turkinisasi budaya, seperti di Bulgaria dan Yunani," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement