REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Mantan sandera kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Spanyol, Javier Espinosa, membeberkan upaya ISIS membuat penjara dengan keamanan tinggi seperti Guantanamo. Penjara tersebut dimaksudkan untuk membuat tahanan Barat, merasakan apa yang terjadi di Guantanamo yang selama ini diperuntukan bagi tersangka terorisme.
Seperti dilansir Al-Arabiya, Ahad (15/3), dalam tulisannya di koran El Mundo wartawan Spanyol yang diculik pada 16 September 2013 dan dibebaskan 29 Maret 2014 itu, untuk pertama kalinya merinci eksekusi sandera Rusia Sergei Gorbunov. Espinosa mengatakan, ISIS juga telah mengelompokkan sebanyak 23 sandera dari 11 negara berbeda di sebuah vila di utara Aleppo.
Di penjara tersebut menurut Espinosa, ISIS mencoba meniru penjara AS Guantanamo yang selama ini digunakan untuk menahan tersangka terorisme. Mengutip informasi wartawan AS James Foley, Espinosa menulis ISIS telah memiliki proyek ini untuk waktu yang lama. Menurutnya kepala penjaga mengatakan, mereka ingin tahanan Barat merasakan penjara dengan keamanan tingkat tinggi, kamera dan banyaknya penjaga.
Ia mengatakan para tahanan kerap dihadapkan pada eksekusi pura-pura yang dilakukan trio penjaga brutal yang dijuluki The Beatles. Di lain waktu mereka dipaksa melihat foto eksekusi insinyur Rusia yang dibunuh dengan ditembak kepalanya.
"Anda akan berakhir seperti dia. Atau mungkin kami akan membuat Anda menggali kuburnnya dan kuburan lain sehingga Anda bisa tidur bersamanya," kenang Espinosa akan ucapan salah satu penjaga yang mengejeknya.
Espinosa mengatakan, butuh waktu hampir satu tahun untuk mengungkapkan hal ini. Sebab menurutnya, ISIS telah mengancam akan mengeksekusi sandera yang berbicara tentang penderitaannya.
Espinosa menulis, kini 15 dari 23 orang yang ditahan tersebut telah dibebaskan. Sementara enam lainnya dieksekusi dan seorang pekerja bantuan kemanusiaan Amerika Kayla Mueller tewas, dalam serangan udara pimpinan AS bulan lalu.
Nasib tahanan lain, fotografer Inggris John Cantlie belum diketahui. Namun ISIS baru-baru ini merilis sebuah video yang menunjukkan Cantlie masih hidup.