Senin 16 Mar 2015 16:08 WIB

Pusat-Daerah Diminta Genjot Pembangunan di Buton

Rep: C08/ Red: Djibril Muhammad
Kegiatan Senyum Ceria Buton
Foto: Dok Pribadi
Kegiatan Senyum Ceria Buton

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Umar Arsal mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menggenjot pembangunan bagi di daerah pemekaran Sulawesi Tenggara yaitu Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan.

Hal ini disebutkan Umar saat turun ke daerah pemilihannya termasuk dua daerah pemekaran tersebut beberapa waktu lalu.

"Masyarakat harus segera merasakan pembangunan daerah baru ini. Saya ingin pembangunan di sini sesuai dengan yang diharapkan," kata Umar melalui siaran pers yang diterima ROL, Senin (16/3).

Anggota Komisi V ini menyebutkan saat ini di Buton tengah menjalankan proyek pembangunan talud pantai pemecah gelombang guna mengantisipasi pemukiman warga yang kerap hancur akibat dihantam gelombang laut. Dirinya selaku anggota DPR menyebut akan mengupayakan proyek tersebut masuk ke dalam pembahasan APBN 2016.

Selain itu, Umar juga menilai Kabutapen Buton Tengah dan Buton Selatan adalah wilayah yang sangat potensial dalam hal ekonomi terutama pariwisata.

Untuk itu, guna mendorong perekonomian masyarakat daerah tersebut, menurut Umar pemerintah harus melakukan sejumlah pembangunan agar potensi yang dimiliki Buton Tengah dan Buton Selatan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Hal-hal yang patut diperhatikan sejak sekarang terhadap masyarakat Buton sebut Umar adalah dengan menyediakan insfrastruktur dasar seperti pengelolaan air bersih, perumahan layak huni, sarana jalan dan juga pengembangan usaha tani.

"Tentu wilayah Buton Tengah dan Buton Selatan bisa kita dorong seperti daerah lainnya seperti Kabupaten Wakatobi yang dikenal dengan potensi wisata alam dan tambangnya," ujar Umar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement