Rabu 18 Mar 2015 11:52 WIB

PAN Dinilai Kecil Kemungkinan Keluar Koalisi

(dari kiri) Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir, Ketua Umum Terpilih PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengangkat tangan bersama usai penutupan Kongres IV PAN di Nusa Dua, Bali, Senin (2/3).  (Rep
(dari kiri) Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir, Ketua Umum Terpilih PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengangkat tangan bersama usai penutupan Kongres IV PAN di Nusa Dua, Bali, Senin (2/3). (Rep

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor menilai tidak ada hal luar biasa yang bisa mendorong PAN untuk berpaling dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan mendekat ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Kecil peluang PAN pindah ke KIH, meskipun kepemimpinan partai itu sekarang berada di tangan Zulkifli Hasan. Zulkifli dan Hatta Rajasa merupakan figur solid yang membawa PAN ke KMP," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Rabu (18/3).

Menurut Firman, fakta sejarah tersebut membuat kemungkinan PAN untuk bergabung dengan KIH sangat kecil. Apalagi, Zulkifli dan Hatta pula yang menginisiasi PAN untuk tetap bertahan di KMP. Namun, Firman mengatakan antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan memiliki gaya yang berbeda. Gaya Zulifli dalam menyikapi situasi politik lebih lunak daripada Hatta. Itu terlihat dari pernyataan-pernyataan yang dia sampaikan.

Misalnya, terkait hak angket terhadap Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang digagas KMP, Zulkifli menilai hal itu bukan solusi dan DPR harus menciptakan kesejukan untuk kepentingan rakyat.

"Saat Presiden Jokowi mengangkat (mengusulkan) Komjen Polisi Badrodin Haiti sebagai Kapolri pun Zulkifli memuji sebagai langkah yang bisa diterima semua pihak," tuturnya. Karena itu, Firman menilai PAN akan tetap berada di KMP. Namun, dia menegaskan apa pun bisa terjadi di politik.

"Situasi politik bisa berkembang. Namun, kalau pun PAN akan pindah koalisi, tidak dalam waktu dekat," ujarnya.

Sementara itu, Firman justru menilai yang paling mungkin untuk berpindah koalisi adalah PPP. "Saat ini mereka sudah dianggap ada di KIH, meskipun perkembangan ke depan bisa berbeda. Namun dibandingkan Golkar dan PAN, PPP yang paling besar kemungkinan bergabung ke KIH," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement