REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor menilai tidak ada hal luar biasa yang bisa mendorong PAN untuk berpaling dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan mendekat ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Kecil peluang PAN pindah ke KIH, meskipun kepemimpinan partai itu sekarang berada di tangan Zulkifli Hasan. Zulkifli dan Hatta Rajasa merupakan figur solid yang membawa PAN ke KMP," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Rabu (18/3).
Menurut Firman, fakta sejarah tersebut membuat kemungkinan PAN untuk bergabung dengan KIH sangat kecil. Apalagi, Zulkifli dan Hatta pula yang menginisiasi PAN untuk tetap bertahan di KMP. Namun, Firman mengatakan antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan memiliki gaya yang berbeda. Gaya Zulifli dalam menyikapi situasi politik lebih lunak daripada Hatta. Itu terlihat dari pernyataan-pernyataan yang dia sampaikan.
Misalnya, terkait hak angket terhadap Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang digagas KMP, Zulkifli menilai hal itu bukan solusi dan DPR harus menciptakan kesejukan untuk kepentingan rakyat.
"Saat Presiden Jokowi mengangkat (mengusulkan) Komjen Polisi Badrodin Haiti sebagai Kapolri pun Zulkifli memuji sebagai langkah yang bisa diterima semua pihak," tuturnya. Karena itu, Firman menilai PAN akan tetap berada di KMP. Namun, dia menegaskan apa pun bisa terjadi di politik.
"Situasi politik bisa berkembang. Namun, kalau pun PAN akan pindah koalisi, tidak dalam waktu dekat," ujarnya.
Sementara itu, Firman justru menilai yang paling mungkin untuk berpindah koalisi adalah PPP. "Saat ini mereka sudah dianggap ada di KIH, meskipun perkembangan ke depan bisa berbeda. Namun dibandingkan Golkar dan PAN, PPP yang paling besar kemungkinan bergabung ke KIH," katanya.